The Financial Institution of Pension Fund (DPLK) : A COMPLETE GUIDE

APARI, Jakarta – Sudah siapkah Anda untuk pensiun ?, apa saja yang perlu disiapkan dengan agar pada saatnya nanti, kita bisa menjalaninya dengan baik, sebaik saat kita masih bekerja ?  Itulah yang akan dibahas pada Inhouse Training kali ini.   Event kali terselenggara atas kerjasama APARI dan PT. AIA Financial yang pelaksanaannya, bertempat di Endurance Room AIA Financial 9th Fl., AIA Central, Jl. Jend. Sudirman Kav. 48A, Jakarta.

Hadir sebagai Pembicara pada Pelatihan kali ini adalah : Bapak Nur Hasan dan Bapak Syarifuddin Yunus dari Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan Bapak Andre Varian dari PT. AIA Financial.

 Didalam Sambutannya, Ibu Erna Wijaya, Chief Corporate Solusions PT. AIA Financial menyampaikan bahwa tujuan, edukasi program pensiun sejalan dengan perkembangan industry dan menambah wawasan mengenai program-program yang ada saat ini.

Sedangkan Bapak Bambang Suseno, Ketua Umum APARI mengisahkan bagaimana ide awal dari membuat IHT kali ini yang berasal dari obrolan ringan mengenai rencana pensiun dengan sesama rekan Pengurus APARI yang ternyata tidak mudah untuk menentukannya sesuai dengan jargon “bagaimana nanti-lah” atau “nanti bagaimana?” menjalani masa pensiun.

Selain itu juga sebagai Professional yang menjadi Partner Tertanggung dalam pengelolaan Asuransinya, tentulah ilmu dan informasi dalam Pelatihan ini tentunya akan dapat membantu klien (Tertanggung) untuk memberikan advise dan awareness mengenai pensiun.

IHT kali ini terdiri dari 2 (dua) Sesi, yaitu sesi pagi dan sesi siang.  Sesi pagi dihadiri oleh sekitar 65 (enam puluh lima) peserta Anggota APARI dan pada sesi siang diikuti oleh sekitar 30 (tiga puluh) Anggota.

Syarifudin Yunus, Kepala Bidang Humas Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Indonesia (DPLK) : Optimizing Pension Program

Mengawali penjabarannya beliau menginformasikan bahwa saat ini di Indonesia, terdapat 25 Institusi yang menyelenggarakan DPLK, yaitu 19 dari Perusahaan Asuransi Jiwa dan 6 dari Perbankan.  Beberapa fakta yang diungkapkan oleh beliau bahwa saat menjalani pension, orang-orang Indonesia mengalami masalah, yang antara lain : tabungannya hanya cukup untuk 11 (sebelas) pekan saja, 70% orang Indonesia yang sudah pensiun mengalami kesulitan keuangan dan ternyata 73% (tujuh puluh tiga persen) orang yang sudah pensiun bergantung pada orang lain, 18% (delapan belas persen) bekerja kembali sementara hanya 9% (Sembilan persen) saja yang menikmati masa tuanya.

Adapun ketentuan Perundang-undangan dan Pembukaan Dana Pesangon di Indonesia antara lain diatur dalam UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Akutansi Imbalan Pasca Kerja PSKA 24.  Undang-Undang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa “dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima”, sementara PSAK 24 menyatakan “perusahaan wajib mengakui, mencatat dan mengungkapkan dalam laporan keuangan mengenai kewajiban dan beban atas imbalan-imbalan kerja termasuk pesangon Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)”.

Lebih jauh beliau juga menjelaskan mengenai mengenai pendanaan pensiun karyawan saat ini, dimana terdapat 2 (dua) hal utama yaitu secara Pay As You Go (PYAG) dan Fully Funded, yang keduanya mempunyai karakterisktik dan sifat yang jauh berbeda bahkan cenderung bertolak belakang.

Penyampaian yang berjalan dengan suasana santai dan diselengi beberapa candaan ini, antara lain memberian solusi bahwa untuk mengantisipasi kebutuhan keuangan pada saat pensiun nanti adalah dengan jalan melakukan investasi pada DPLK, karena DPLK akan memberikan manfaat baik kepada Perusahaan maupun kepada Karyawan, antara lain : bagi perusahaan menghindari masalah cash flow, sedangkan bagi Karyawan jaminan kesinambungan penghasilan, sebagai “kendaraan” untuk mendanai kewajiban Perusahaan terhadap UUK 13/2003 dan menjadi pendanaan yang pasti bagi Karyawan, serta beberapa manfaat yang lain.

Andre Varian, Portfolio Manager, PT. AIA Financial : Investment Profile & Market Outlook

Tampil pada sesi kedua di di pagi hari, Bapak Andre mengawali penyampaiannya dengan informasi mengenai profile AIA; bagaimana AIA Financial yang berdiri di Shanghai pada tahun 1919 tersebut bisa menjadi besar hadir pada 18 Negara di Asia – Pacific dan mempunyai asset lebih dari USD 230 Milyar pada 31 Desember 2018.

Selanjutnya beliau juga membahas mengenai Investment Philosophy and Process yang ada di AIA Financial Beberapa hal yang menjadi topik pembahasan dari beliau antara lain adalah Investment Philosophy (preservation of capital, safeguarding policyholders’ interest and optimize shareholders’ value), dan terus sampai kepada pembahasan mengenai Investment Governance Framework serta ditutup dengan Market Outlook & Market Review, yang menjelaskan juga bagaimana hubungan masa-masa kampanye dan sesudah Pemilihan Umum di Indonesia dan dampaknya terhadap pasar.

Nur Hasan, Ketua Umum Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Indonesia (DPLK) : Optimizing Pension Program

Setelah istirahat makan dan sholat, sesi dilanjutkan kembali mengenai DPLK, sesi ini materinya sama dengan sesi pagi, namun kali ini yang memberikan Pelatihan adalah Bapak Nur Hasan sendiri, sebagai Ketua Umum Perkumpulan DPLK.  Sesi siang ini diperuntukkan untuk Anggota APARI yang hadir pada siang hari.

JF/SIK/250419

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *